Sifatkoligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya di pengaruhi oleh partikel zat terlarut di dalam larutan, dan tidak di pengaruhi oleh zat terlarut. Terlarutnya zat di dalam suatu pelarut akan mengakibatkan terpecahnya zat tersebujt menjadi ion-ion, molekul-molekul atau bergabungnya beberapa molekul menjadi satu. SIFATKOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN LARUTAN ELEKTROLIT - . disusun oleh: dwi meyliana (09303241045). titik didih Soal 3 Elektrolit berikut merupakan elektrolit kuat, kecuali. A. HNO3 B. Ba(OH)2 C. K2SO4 D. NH4OH E. NaCl Keluar Home. Anda Salah Ulang Soal 4 X KELUAR MENU. Dibawahini adalah sikap koligatif larutan,kecuali - 11938075 anisa1212 anisa1212 E. karena sifat koligatif hanya meliputi tekanan osmotik, penurunan tekanan uap, penurunan titik didih, kenaikan titik didih ionkovalen ionkovalen e. kecepatan melarut Iklan Iklan Pertanyaan baru di Kimia. Nilai ph sebuah larutan, yang mengandung Sifatkoligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Soal No. 1). Berikut merupakan sifat koligatif larutan, kecuali. Soal No. 2). Penurunan tekanan uap jenuh larutan sebanding dengan. Soal No. 3). Berikut ini peristiwa kimia dalam kehidupan sehari-hari: Titikbeku larutan ini 1,05 o C di bawah titik beku benzena murni. (diketahui K f benzena = 5,12 o C/m). Rumus molekul senyawa ini adalah A. C 5 H 4 B. C 10 H 8 C. C 15 H 12 D. C 20 H 1 E. C 25 H 20 Pembahasan Soal Nomor 7 OSP Kimia 2017 Bahasan Sifat Koligatif Larutan ∆T f = m × K f 1,05 = m × 5,12 o C/m m = 1,05 : 5,12 o C/m m = 0,205078 Larutanideal. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Diagram tekanan uap (p, x) dari campuran benzena / toluena (suatu campuran ideal) pada 20 °C. Dalam kimia, suatu larutan ideal atau campuran ideal adalah suatu larutan dengan sifat termodinamika yang serupa dengan campuran gas ideal. Entalpi pencampuran dari larutan ini adalah . P = P0 – PP = P0 . XAP = P0 . XBTb = Kb . mTf = Kf . m∏ = M . R . Ti = 1 + α n-1i = nP = P0 . XA . iTb = Kb . m . iTf = Kf . m . i∏ = M . R . T . i4 macam sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap jenuh P, kenaikan titik didih Tb, penurunan titik beku Tf, dan tekanan osmotik ∏. Berdasarkan jenis larutannya, 4 macam sifat koligatif larutan tersebut dibedakan menjadi sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan Macam Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit Dirumuskan Sebagai Berikut1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh PP = P0 – PP = P0 . XAP = P0 . XBKeteranganP = penurunan tekanan uap jenuh mmHgP0 = tekanan uap pelarut murni mmHgP = tekanan uap larutan mmHgXA = fraksi mol zat terlarutXB = fraksi mol pelarutContoh soal penurunan tekanan uap jenuh PSebanyak 18 gram glukosa C6­H12O6 Mr = 180 dilarutkan dalam 180 gram air Mr = 18 pada suhu 290C, bila tekanan uap air pada suhu itu = 31,90 mmHg maka hitunglah Tekanan uap larutan Penurunan tekanan uap larutanPembahasanDiketahuigr C6H12O6 = 18 grMr = 180gr H2O = 180 grMr = 18T = 290CP0 = 31,90 mmHgDitanyakan P …? P ….?Jawabann C6H12O6 = 18/180 = 0,1 moln H2O = 180/18 = 10 molXH2O = n H2O / n H2O + n C6H12O6 = 10/10+1 = 0,99 P = XH2O . P0 = 0,99 x 31,90 mmHg = 31,581 mmHg P = P0 – P = 31,90 mmHg – 31,581 mmHg = 0,319 mmHg2. Kenaikan Titik Didih TbTb = Kb . mKeteranganTb = kenaikan titik didih 0CKb = tetapan kenaikan titik didih 0C/mm = molalitas larutan mContoh soal kenaikan titik didih Tb 8 gram C12H12O11 dilarutkan dalam 60 gram air. Mr C12H22O11 = 342, Kb air = 0, dan Tb air = 1000C. Hitunglah! Tb larutan Tb larutanPembahasanDiketahuigr C12H12O11 = 8 grgr H2O = 60 grMr C12H22O11 = 342Kb air = 0, air = 1000CDitanyakan Tb larutan …? Tb larutan …?Jawabanm C12H22O11 = gr/Mr x 1000/pm C12H22O11 = 8/342 x 1000/60 = 0,0234 x 16,67 = 0,39 Tb = Kb x m = 0,512 x 0,39 =0,20C Tb = Tb air + Tb = 1000C + 0,20C = 100,20C3. Penurunan Titik Beku TfTf = Kf . mKeteranganTf = penurunan titik beku 0CKf = tetapan penurunan titik beku 0C/mm = molalitas larutan mContoh soal penurunan titik beku TfJika 50 gram etilen glikol C2H6O2, Mr = 62 dilarutkan dalam 100 gram air. Hitunglah titik beku larutan tersebut! Kf air = 1,86PembahasanDiketahuigr C2H6O2 = 50 grMr C2H6O2 = 62gr H2O = 100 grKf H2O = 1,86Ditanyakan Tf larutan ….?Jawabanm C2H6O2 = gr/Mr x 1000/p = 50/62 x 1000/100 = 8,06Tf = Kf x m = 1,86 x 8,06 = 14,990CTf larutan = Tf air – Tf = 00C – 14,990C = -14,990C4. Tekanan Osmosis ∏∏ = M . R . TKeterangan∏ = tekanan osmosis larutan atmM = molaritas MR = tetapan gas 0,082 = suhu mutlak KContoh soal tekanan osmosis ∏Berapakah tekanan osmosis larutan laftalena dalam benzene yang mengandung 10 gram naftalena Mr = 128 tiap 1 liter larutan pada suhu 150C? R = 0,082 naftalena = 10 grMr naftalena = 128v benzene = 1 LT = 150CR = 0,082 ∏ ….?Jawabann naftalena = 10/128 = 0,078M = n/v = 0,078 mol/1L = 0,078 mo/LT = 150C + 273 = 288 K∏ = M x R x T = 0,078 x 0,082 x 288 = 1,84 atm4 Macam Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Dirumuskan Sebagai BerikutSifat koligatif larutan elektrolit didasarkan pada peningkatan jumlah partikel dalam larutan elektrolit yang melibatkan faktor Van’t Hoff i.Faktor Van’t Hoff untuk larutan elektrolit lemah dirumuskan sebagai berikuti = 1 + α n-1Keterangani = faktor Van’t Hoffα = derajat ionisasin = jumlah ionSedangkan, Faktor Van’t Hoff untuk larutan elektrolit kuat dirumuskan sebagai berikuti = nKeterangani = faktor Van’t Hoffn = jumlah ion1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh PP = P0 . XA . i2. Kenaikan Titik Didih TbTb = Kb . m . i3. Penurunan Titik Beku TfTf = Kf . m . i4. Tekanan Osmosis ∏∏ = M . R . T . iBiar kamu lebih mudah memahami penerapan faktor Van’t Hoff pada sifat koligatif larutan, perhatikan contoh soal sifat koligatif larutan elektrolit berikut iniBerapakah faktor Van’t Hoff i dari larutan HF 0,1 M jika titik beku larutan -01970C Kf air = 1,860C kg/molPembahasanDiketahuim HF = 0,1 MTf larutan = -0,1970CKf air = 1,860C kg/molDitanyakan i ….?JawabanTf = Tf air – Tf larutan = 00C – - 0,197 = 0,1970CTf = Kf x m x i0,197 == 1,86 x 0,1 x ii = 0,197/0,186 = 1,06 Fisik dan Analisis Kelas 12 SMASifat Koligatif LarutanSifat Koligatif LarutanSifat Koligatif LarutanSifat Koligatif LarutanKimia Fisik dan AnalisisKimiaRekomendasi video solusi lainnya0215Jika diketahui nilai Ka beberapa asam berikut. Asam HF HB...1219Perhatikan data penerapan sifat koligatif larutan berikut...Teks videoHalo Ko Friends pada soal kali ini kita diminta untuk menentukan di bawah ini yang termasuk sifat koligatif larutan kecuali yang mana yang pertama kita harus tahu dulu apa itu sifat koligatif larutan sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut jadi cuma bergantung pada konsentrasi nya aja ya konsentrasi partikel dari zat pelarutnya yang mana sifat koligatif larutan itu ada 4 yang pertama ada penurunan tekanan uap yang kedua ada kenaikan titik didih yang ketiga ada penurunan titik beku dan yang terakhir adalah tekanan osmotik. Nah dari sini kita bisa mencari ya Mana yang bukan sifat koligatif dan jawabannya adalah C daya hantar listrikOke terima kasih sampai jumpa di soal selanjutnyaSukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk!12 SMAPeluang WajibKekongruenan dan KesebangunanStatistika InferensiaDimensi TigaStatistika WajibLimit Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri11 SMABarisanLimit FungsiTurunanIntegralPersamaan Lingkaran dan Irisan Dua LingkaranIntegral TentuIntegral ParsialInduksi MatematikaProgram LinearMatriksTransformasiFungsi TrigonometriPersamaan TrigonometriIrisan KerucutPolinomial10 SMAFungsiTrigonometriSkalar dan vektor serta operasi aljabar vektorLogika MatematikaPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel WajibPertidaksamaan Rasional Dan Irasional Satu VariabelSistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Pertidaksamaan Dua VariabelSistem Persamaan Linier Dua VariabelSistem Pertidaksamaan Linier Dua VariabelGrafik, Persamaan, Dan Pertidaksamaan Eksponen Dan Logaritma9 SMPTransformasi GeometriKesebangunan dan KongruensiBangun Ruang Sisi LengkungBilangan Berpangkat Dan Bentuk AkarPersamaan KuadratFungsi Kuadrat8 SMPTeorema PhytagorasLingkaranGaris Singgung LingkaranBangun Ruang Sisi DatarPeluangPola Bilangan Dan Barisan BilanganKoordinat CartesiusRelasi Dan FungsiPersamaan Garis LurusSistem Persamaan Linear Dua Variabel Spldv7 SMPPerbandinganAritmetika Sosial Aplikasi AljabarSudut dan Garis SejajarSegi EmpatSegitigaStatistikaBilangan Bulat Dan PecahanHimpunanOperasi Dan Faktorisasi Bentuk AljabarPersamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel6 SDBangun RuangStatistika 6Sistem KoordinatBilangan BulatLingkaran5 SDBangun RuangPengumpulan dan Penyajian DataOperasi Bilangan PecahanKecepatan Dan DebitSkalaPerpangkatan Dan Akar4 SDAproksimasi / PembulatanBangun DatarStatistikaPengukuran SudutBilangan RomawiPecahanKPK Dan FPB12 SMATeori Relativitas KhususKonsep dan Fenomena KuantumTeknologi DigitalInti AtomSumber-Sumber EnergiRangkaian Arus SearahListrik Statis ElektrostatikaMedan MagnetInduksi ElektromagnetikRangkaian Arus Bolak BalikRadiasi Elektromagnetik11 SMAHukum TermodinamikaCiri-Ciri Gelombang MekanikGelombang Berjalan dan Gelombang StasionerGelombang BunyiGelombang CahayaAlat-Alat OptikGejala Pemanasan GlobalAlternatif SolusiKeseimbangan Dan Dinamika RotasiElastisitas Dan Hukum HookeFluida StatikFluida DinamikSuhu, Kalor Dan Perpindahan KalorTeori Kinetik Gas10 SMAHukum NewtonHukum Newton Tentang GravitasiUsaha Kerja Dan EnergiMomentum dan ImpulsGetaran HarmonisHakikat Fisika Dan Prosedur IlmiahPengukuranVektorGerak LurusGerak ParabolaGerak Melingkar9 SMPKelistrikan, Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam Produk TeknologiProduk TeknologiSifat BahanKelistrikan Dan Teknologi Listrik Di Lingkungan8 SMPTekananCahayaGetaran dan GelombangGerak Dan GayaPesawat Sederhana7 SMPTata SuryaObjek Ilmu Pengetahuan Alam Dan PengamatannyaZat Dan KarakteristiknyaSuhu Dan KalorEnergiFisika Geografi12 SMAStruktur, Tata Nama, Sifat, Isomer, Identifikasi, dan Kegunaan SenyawaBenzena dan TurunannyaStruktur, Tata Nama, Sifat, Penggunaan, dan Penggolongan MakromolekulSifat Koligatif LarutanReaksi Redoks Dan Sel ElektrokimiaKimia Unsur11 SMAAsam dan BasaKesetimbangan Ion dan pH Larutan GaramLarutan PenyanggaTitrasiKesetimbangan Larutan KspSistem KoloidKimia TerapanSenyawa HidrokarbonMinyak BumiTermokimiaLaju ReaksiKesetimbangan Kimia Dan Pergeseran Kesetimbangan10 SMALarutan Elektrolit dan Larutan Non-ElektrolitReaksi Reduksi dan Oksidasi serta Tata Nama SenyawaHukum-Hukum Dasar Kimia dan StoikiometriMetode Ilmiah, Hakikat Ilmu Kimia, Keselamatan dan Keamanan Kimia di Laboratorium, serta Peran Kimia dalam KehidupanStruktur Atom Dan Tabel PeriodikIkatan Kimia, Bentuk Molekul, Dan Interaksi Antarmolekul ★ SMA Kelas 12 / Kimia SMA Kelas 12 IPABerikut ini merupakan sifat koligatif larutan kecuali …A. Penurunan Tekanan UapB. Penurunan Titik DidihC. Penurunan Titik BekuD. Kenaikan Titik DidihE. Tekanan OsmotikPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Organisasi Global dan Regional - Sejarah SMA Kelas 12Secara khusus pembentukan OPEC dipicu oleh keputusan sepihak perusahaan minyak The Seven Sisters yang menguasai industri minyak dan menetapkan harga minyak di pasar internasional. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa….A. Kehadiran OPEC diharapkan mampu mengatasi ketidakstabilan harga minyak akibat pengaruh perusahaan The Seven SistersB. Kehadiran OPEC diharapkan mampu mengatasi monopoli harga minyak mentah dunia yang dilakukan perusahaan The Seven SistersC. Keuntungan perdagangan minyak bumi negara anggota OPEC berkurang akibat kehadiran perusahaan The Seven SistersD. OPEC ingin melakukan kerja sama dengan perusahaan The Seven Sisters untuk menstabilkan harga minyakE. Kedudukan perusahaan The Seven Sisters mengganggu produksi dan industri minyak mentah duniaCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaUlangan Harian Penjaskes PJOK SD Kelas 2PAT Bahasa Indonesia SMP Kelas 7Hikayat - Bahasa Indonesia SMA Kelas 10Fiqih MTs Kelas 7PTS 1 Ganjil Bahasa Jawa SD Kelas 4IPS SMP Kelas IXUlangan IPA SD Kelas 4Bahasa Indonesia Bab 8 SD Kelas 4Seni Budaya Tema 9 Subtema 3 SD Kelas 5PAS Geografi SMA Kelas 12 Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia. Beberapa sifat larutan bergantung pada banyaknya partikel zat yang terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini di sebut sifat koligatif larutan colligative properties. Semua sifat tersebut bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut yang ada, baik itu partikel-partikel atom, ion atau molekul. Adapun di sebut sifat koligatif adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Pengertian Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Akan tetapi bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Adapun sifat koligatif larutan ini terbagi menajdi dua, yaitu sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Macam-Macam Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif ini terbagi menjadi 4 jenis, yaitu sifat koligatif penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik larutan. Lebih jelasnya kamu bisa pahami ke-4 sifat koligatif larutan ini pada penjelasan berikut. 1. Penurunan Tekanan Uap Penurunan tekanan uap adalah suatu kondisi zat terlarut tidak mudah menguap non volatile. Artinya tidak memiliki tekanan uap yang dapat di ukur. Tekanan uap larutan selalu lebih kecil jika daripada pelarut murninya. Maka hubungan antara tekanan uap larutan dan tekanan uap pelarut bergantung pada konsentrasi zat terlarut dalam larutan. Hubungan ini di rumuskan dalam hukum Raoult, yang menyatakan bahwa tekanan parsial pelarut dari larutan, P1 adalah tekanan uap pelarut murni, P1o, dikalikan fraksi mol m pelarut dalam larutan, X1. P1 =X1 x P°1 Dalam larutan yang mengandung hanya satu zat terlarut, X1=1-X2, di mana X2 adalah fraksi mol zat terlarut dengan demikian dapat di tulisakan sebagai berikut Po1 – P1 = ΔP -X2P°1 Penurunan tekanan uap, ΔP, berbanding lurus terhadap konsentarsi terukur dalam fraksi mol zat terlarut yang ada. 2. Kenaikan Titik Didih Titik didih larutan ialah suhu pada saat tekanan uap larutan sama dengan tekanan atmosper luar. Karena pada suhu berapa pun tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murninya, kurva cairan-uap untuk larutan akan terletak dibawah kurva untuk pelarut murninya. Gambar di atas adalah diagram fasa yang mengilustraikan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan berair. Kurva putus-putus adalah untuk larutan, dan kurva biasa untuk larutan murni. Seperti yang kamu lihat, titik didih larutan lebih tinggi jika dibandingan dengan titik didih air, dan titik beku larutan lebih rendah dibandingan titik beku air. Persamaan kenaikan titik didih dapat didifinisikan sebagai ΔTd=Td-Tod Td adalah titik didih larutan dan Tod adalah titik didih pelarut murni. karena ΔTd berbanding lurus dengan penurunan tekanan uap, maka juga berbanding lurus dengan konsentrasi molaritas. ΔTd berbanding dengan m ΔTd=Kdm m adalah molartias larutan dan Kd adalah konstanta kenaikan titik didih molal satuan Kd ialah oC/m. 3. Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku didefinisikan sebagai ΔTb=Tob-Tb Dimanan Tob adalah titik beku pelarut murni, dan Tb adalah titik beku larutan. Sekali lagi ΔTb berbanding lurus dengan kosentrasi larutan ΔTb berbanding degan m ΔTb=Kbm Dimana dalam persamaan ini m adalah konsentrasi dari zat terlarut dalam satuan molalitas, dan Kb ialah konstanta penurunan titik beku molal seperti halnya Kd, Kb mempunyai satuan oC/m. 4. Tekanan Osmotik Larutan Tekanan osmotik larutan adalah tekanan yang di perlukan untuk mengentikan osmosis. Pada tekanan ini dapat diukur langsung dari selisih permukaan-permukaan cairan pada keadan akhir dan dinyatakan sebagai π=MRT Dimana M adalah molaritas larutan, R adalah konstanta gas 0,0821 L. atm/K .mol dan T adalah suhu mutlak. Tekanan osmotik π, dinyatakan dalam atmosfer. Gambar di bawah ini menunjukan proses osmosis. Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan Setelah kamu mengerti tentang macam-macam sifat koligatif larutan maka kita akan belajar ke contoh soalnya. Berikut ini adalah contoh soal dari macam-macam sifat koligatif larutan dan penjelasannya. 1. Contoh Soal Penurunan Tekanan Uap Pada suhu 25oC tekanan uap murni ialah 23,76 mmHg dan tekanan uap larutan urea ialah 22,98 mmHg. Perkirakan molaritas larutan tersebut? Pertama-tama kita temukan fraksi mol urea, yang memungkinkan kita untuk memperkirakan molaritas larutan. Maka hasil yang bisa kita dapatkan sebagai berikut ΔP= mmHg = X2 mmHgX2 = Dimana n1 dan n2 masing-masing adalah jumlah mol pelarut dan zat terlarut. Sehingga fraksi mol urea dalam larutan ini hanya 0,033, larutan ini encer dan kita dapat asumsikan bahwa n1 jauh lebih besar dari pada n2. Selanjutnya kita dapat menuliskannya dengan, X2=n2/n1+n2=n2/n1n2=n1 x X2 Jumlah mol air dalam urea ada dalam 1kg air adalah 1000g H2O 1 mol H2O/18,02=55,49 mol H2O Dan jumlah mol urea yang ada dalam 1 kg air adalah n2=n1 x X2=55,49 mol0,033=1,8 mol Jadi, konsentrasi larutan urea ialah 1,8 m. Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murninya?, Ini terjadi karena proses fisis dan proses kimia yang meningkat sehingga ada ketidakteraturan. Penguapan meningkatkan ketidak teraturan sutau sistem sebab molekul dalam fase uap kurang teratur daripada molekul dalam fasa cairan. Oleh karena itu larutan lebih tidak teratur daripada pealrut murni. Maka selisih ketidakteraturan antara larutan dan uap lebih kecil apabila kira bandingkan antara pelarut murni dan uap. Dengan demikian, molekul pelarut lebih kecil kecenderunganya untuk meninggalkan larutan daripada meninggalkan pelarut murni untuk menjadi uap, dan tekanan uap larutan lebih kecil daripada tekanan uap pelarut. 2. Larutan mudah menguap jika kedua komponen larutan mudah menguap volatile artinya memiliki tekanan uap yang dapat di ukur, makan tekanan uap larutan adalah jumlah dari tekanan parsial masing-masing komponen. maka Hukum Raoult berlaku PA = XA x PoA PB = XB x PoB Dengan PA dan PB adalah tekanan parsial larutan untuk komponen A dan B; PoA dan PoB ialah tekanan uap zat murni; dan XA dan XB ialah fraksi molnya masing-masing. 3. Contoh Soal Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Etilen gelikol ialah anti beku yang lazim diguanakan untuk mobil. Zat ini larut dalam air dan tidak mudah menguap 197oC. Hitung titik beku larutan yang mengandung 651 g zat ini 2505 g air. Apakah kamu tetap memakai zat ini di mobil pada musim panas? masa molar etilen gelikol adalah 62,01 g. Penyelesaian perhitungan ini memerlukan dua tahap. pertama, kita tentukan molaritas larutan. kemudianan menghitung titik beku. Jumlah mol EG etilen gelikol dalam 651 g EG ialah 651 g EG x 1 mol EG/62,01 g EG= 10,50 mol EG Ini merupakan jumlah mol dalam 2505 g atau 2,505 kg H2O. jadi, jumlah mol EG dalam 1 kg H2O, atau molaritasnya, ialah 10,50 mol EG/2,505 kg H2O =4,19 mol EG/kg H2O = 4,19 m Maka ΔTb=1,86oC/m4,19m = 7,79o C Air murni membeku pada 0oC, sehingga larutan akan membeku pada -7,79oC kita dapat menghitung kenikan titik didih dengan cara yang sama ΔTd=0,52oC/m4,19 m =2,2oC Karena larutan akan mendidih pada 100+2,2oC, 102,2oC, kita sebaiknya menggunakan anti beku dalam radiator mobil pada waktu musim panas untuk mencegah larutan tersebut mendidih. 4. Contoh Soal Tekanan Osmotik suatu larutan di buat dengan melarutkan 35 g hemoglobin Hb dalam larutan secukupnya sampai volume 1 L. jika tekanan osmotik larutan ternyata 10 g mmHg pada 25oC hitung massa molar hemoglobin. Penyelsaian Pertama kita dapat tahu informasi yang di berikan memungkinkan kita untuk menentukan molaritas larutan. karena volume larutan adalah 1 L, kita dapat menghitung massa molar dari jumlah mol dan massa Hb. Pertama kita menghitung molaritas larutan dengan menggunakan persamaan π=MRT M=π/RT M=10 mmHg x 1 atm/760mmHg/0,0821 L. atm/L. molx298 K =5,38 x 10-4 M Volume larutan ialah 1 L, sehingga larutan ini harus mengandung 5,38 x10-4 mol Hb. kita gunakan kuantitas ini untuk menghitung massa molarnya mol Hb=massa Hb/massa molar Hb massa molar Hb=massa Hb/mol =35 g/5,38 x 10-4 mol =6,51 x 104 g/mol Itulah penjelasan dari sifat koligatif larutan dan contoh soalnya. Apabila kamu masih bingung maka bisa tanyakan pada kolom komentar di bawah. Semoga artikel Blog Kimia dapat bermanfaat. Terima kasih! Sumber Kimia Dasar Raymond Chang. Dibawah ini adalah sikap koligatif larutan,kecuali a. penurunan titik tekanan uapc. kenaikan titik didih d. tekanan osmotike. kecepatan melarut E. karena sifat koligatif hanya meliputi tekanan osmotik, penurunan tekanan uap, penurunan titik didih, kenaikan titik didih Pertanyaan baru di Kimia NaOh merupakan senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk pembuatan sabun Mr NaOh = 40 gr/mol. Hitunglah jumlah mol​ 1. Jika Bilangan Avogadro =6,02 x 10^23 dan Ar Mg = 24, maka dalam 120 gram magnesium mengandung atom sebanyak?2. Volume dari 2 mol gas nitrogen yang … dıukur pada suhu 27 °C dan tekanan I atm R= 0,082 adalah ... 3. Volume 6 gram gas NO yang diukur pada suhu dan tekanan tertentu, dimana 8 gram gas CH4 yang volumenya 2 liter Ar. C= 12, H = 1, N- 14, O= 16 adalah 4. Jika Ar C=12, H= 1, 0= 16, maka massa karbon dalam 45 gram C6H12O6, adalah​ Membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dengan larutan non-elektrolit Perbandingan kenaikan titik didih suatu larutan elektrolit biner dengan … larutan non elektrolit untuk konsentrasi yang sama adalah 2 1. Perbandingan sifat koligatif yang juga bernilai sama dengan kenaikan titik didih kedua larutan adalah .... A. penurunan tekanan uap dan tekanan osmosis B. penurunan titik beku C. penurunan tekanan uap dan penurunan titik beku D. tekanan osmosis E. penurunan titik beku dan tekanan osmosis Bantuin kak pliizzSuatu asam lemah HA, pH nya = 7 - log 5. Ka HA=2,5 x 10-5 Konsentrasi HA adalah 0,01 M 0,02 M a. b. 0,03 M 0,04 M e. 0,05 M c. d.​ apa itu termometer forenheit ​ Ketika belajar kimia, kita pasti akan mempelajari sifat koligatif larutan. Sifat ini berkenaan dengan jenis zat terlarut. Dalam sifat koligatif larutan memiliki beberapa istilah yang terdengar mirip, tetapi sebenarnya tidak. Grameds, dapat belajar mengenai sifat koligatif larutan melalui paparan di bawah ini. Untuk menambah pengetahuan mengenai sifat koligatif karutan, Grameds juga dapat mengadopsi buku-buku yang akan direkomendasikan di bawah ini. Sekilas Tentang Sifat Koligatif LarutanKonsentrasi Larutan1. Molaritas M2. Molalitas m3. Fraksi Mol XKlasifikasi Sifat Koligatif Larutan1. Penurunan tekanan uap P2. Kenaikan titik didih Tb3. Penurunan titik beku Tf4. Tekanan osmotik πManfaat Sifat Kologatif Larutan dalam Kehidupan Sehari-hari1. Penurunan Tekanan Uap Pelarut2. Kenaikan Titik Didih Larutan3. Penurunan Titik Beku3. Tekanan OsmotikContoh Soal Sifat Koligatif LarutanKategori Ilmu KimiaMateri Terkait Sekilas Tentang Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi zat terlarutnya. Dasar dari hukum sifat koligatif adalah hukum Roult. Kata koligatif sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni colligare yang berarti berkumpul bersama. Maka sifat ini bergantung dengan pengaruh kebersamaan kolektif semua partikel dan tidak pada sifat juga keadaan partikel. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak zat terlarut maka sifat koligatif semakin besar. Sifat koligatif merupakan sifat yang hanya memandang kuantitas bukan kualitas. Sifat larutan seperti warna, kekentalan viskositas, dan warna menjadi sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Sebuah larutan yang memiliki sifat koligatif harus memenuhi dua asumsi. Pertama zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak memberikan kontribusi pada uapnya. Kedua, zat terlarut tidak larut dalam pelarut padat. Konsentrasi Larutan Jumlah partikel zat yang terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dalam suatu besaran, yakni konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan terdiri dari molaritas M, molalitas m, dan fraksi mol X. Berikut penjelasan ketiganya. 1. Molaritas M Molaritas merupakan banyaknya mol zat yang terlarut dalam satu liter larutan. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung molaritas. Keterangan M = molaritas M n = mol zat mol V = volume L atau mL ρ = massa jenis gr/mL m = massa terlarut gr Mr = molekul relatif gr/mol % = persen kadar zat 2. Molalitas m Molalitas m menyatakan banyaknya molzat terlarut dalam setiap gram pelarut. Berikut rumus molalitas. Keterangan m = molalitas m p = massa pelarut gr gr = massa terlarut gr Mr = molekul relatif gr/mol 3. Fraksi Mol X Fraksi mol X menyatakan perbandingan banyaknya mol dari zat pelarut dan pelarut terhadap jumlah mol seluruh komponen dalam larutan. Dalam suatu larutan terdapat 2 fraksi mol, yakni fraksi mol terlarut Xt dan fraksi mol pelarut Xp. Berikut rumus fraksi mol. Keterangan Xt = fraksi mol terlarut nt = mol terlarut Xp = fraksi mol pelarut np = mol pelarut p = massa pelarut gr Untuk lebih memahami sifat koligatif larutan, Grameds dapat belajar melalui buku di bawah ini. Klasifikasi Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan merupakan sifat laritan yang tidak bergantung dengan jenis zat yang terlarut, tetapi bergantung pada banyaknya partikel zat yang terlarut dalam larutan. Sifat koligatif larutan diklasifikasikan menjadi 4 kategori. Keempat kategori tersebut terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Pada sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, dan tekanan osmotik hanya akan dapat dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri. Hal tersebut berbeda dengan sistem pelarut yang terdiri dari pelarut dan terlarut,. Keberadaan zat terlarut dalam suatu pelarut akan menyebabkan suatu perubahan tertentu pada keempat sifat pelarut tersebut. Zat terlarut volatil mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar dari tekanan uap jenuh pelarut. Sedangkan, zat terlarut non volatile cenderung menurunkan tekanan uap jenuh larutan. Perubahan tekanan uap akan berdampak pada titik didih dan titik beku larutan sehingga terjadi sifat koligatif larutan. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai klasifikasi sifat koligatif larutan. 1. Penurunan tekanan uap P Penguapan merupakan peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair maka semakin mudah zat cair tersebut menguap. Semakin mudah zat cair menguap maka semakin besar pula tekanan uap jenuhnya. Tekanan uap merupakan jumlah atau banyaknya uap yang terbentuk di atas permukaan zat cair. Ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya menjadi uap. Di waktu bersamaan, uap tersebut akan kembali menjadi zat cair. Adapun tekanan uap jenuh merupakan tekanan yang muncul ketika terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair menjadi uap dan jumlah uap menjadi zat cair. Pada tahun 1880-an, F. M. Raoult, seorang ahli kimia Prancis menyatakan bahwa melarutkan zat terlarut memiliki dampak, yakni turunnya tekanan uap dari pelarut. Hukum Raoult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. ΔP = Xt . Pᵒ Jika tekanan uap pelarut di atas larutan dilambangkan P maka P = Po – P Jika komponen larutan terdiri pelarut dan zat terlarut dengan tetapan rumus berikut Xp + Xt = 1 , maka Xt = 1 – Xp. Persamaan akan menjadi ΔP = Xt . Pᵒ Pᵒ – P = 1 – Xp Pᵒ Pᵒ – P = Pᵒ – Xp . Pᵒ Keterangan ΔP = Penurunan tekanan uap mmHg Xp = Fraksi mol pelarut Xt = Fraksi mol terlarut P° = Tekanan uap jenuh pelarut murni mmHg P = Tekanan uap larutan mmHg 2. Kenaikan titik didih Tb Titik didih zat cair merupakan suhu tetap ketika zat cair mendidih. Pada suhu itu, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal tersebut mengakibatkan munculnya penguapan di seulur bagian zat cair. Titik didih zat cair dikur dengan tekanan 1 atmosfer. Faktanya, titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut. Oleh sebab itu, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Adapun kenaikan titik didih disebut perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni. Kenaikan titik didih dilambangkan dengan ΔTb. Berikut rumus kenaikan titik didih. ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut ΔTb = Tb – Tb° Secara umum semakin banyak zat yang terlarut dalam larutan maka kenaikan titik didih akan semakin besar. Sehingga, persamaan untuk menentukan perubahan titik didih sebanding dengan hasil kali molalitas m dengan nilai Kb pelarut. Berikut rumusnya. ΔTb = m x Kb Keterangan Tb larutan Tb = Titik didih larutan °C Tb pelarut Tb° = Titik didih pelarut °C ΔTb = Kenaikan titik didih °C m = Molalitas larutan molal Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal °C/molal Berikut tabel tetapan kenaikan titik didih Kb beberapa pelarut yang harus diketahui dan dipahami oleh Grameds. Pelarut Titik Didih Tetapan Kb Aseton 56,2 1,71 Benzena 80,1 2,53 Kamper 204 5,61 Karbon tetraklorida 76,5 4,95 Sikloheksana 80,7 2,79 Naftalena 217,7 5,8 Fenol 182 3,04 Air 100 00,52 3. Penurunan titik beku Tf Titik beku larutan merupakan suhu ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya atau titik yang mana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat adalah suhu ketika zat melelh atau membeku pada tekanan 1 atm keadaan normal. Titik beku pelarut murni akan menurun ketika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni. Hal ini disebabkan oleh adanya molekul-molekul pelarut sulit berubah menjadi fase cair karena pergerakan partikel pelarut dihalangi oleh partikel terlarut. Dengan demikian, larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni air. Penurunan titik beku ΔTf merupakan selisih titik beku pelarut Tfo dengan titik beku larutan Tf. ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan ΔTf = Tf° – Tf Menurut hukum Backman dan Raoult menyatakan bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Berikut rumusnya. ΔTf = m x Kf Keterangan Tf larutan Tb = Titik beku larutan °C Tf pelarut Tb° = Titik beku pelarut °C ΔTf = Penurunan titik beku °C m = Molalitas larutan molal Kf = Tetapan penurunan titik beku molal °C/molal Berikut tabel penurunan titik beku Kf yang dimiliki oleh beberapa pelarut. Pelarut Titik Beku Tetapan Kb Aseton -95,35 2,4 Benzena 5,45 5,12 Kamper 179,8 39,7 Karbon tetraklorida -23 29,8 Sikloheksana 6,5 20,1 Naftalena 80,5 6,94 Fenol 43 7,27 Air 0 1,86 4. Tekanan osmotik π Peristiwa osmosis merupakan proses perpindahan molekul pelarut dari satu larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari satu pelarut murni ke suatu larutan melalui selapu semipermeabel. Keberlangsungan peristiwa osmosis akan terus terjadi sampai suatu kesetimbangan atau hingga kedua larutan isotonis tercapai. Hal tersebut ditandai dengan berhentinya perubahan volume larutan. Adapun tekanan osmosis terjadi ketika terdapat perbedaan volume dua larutan pada kesetimbangan yang menghasilkan suatu tekanan. Tekanan osmosis juga dapat diartikan sebagai tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya peristiwa osmosis. Adapun menurut Van’t Hoff, tekanan osmotic merupakan larutan-larutan encer yang dapat dikalkulasikan dnegan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal berikut ini. PV = nRT atau П V = nRT П = MRT Keterangan П = Tekanan osmosis atm M = Molaritas mol/L R = Tetapan gas 0,082 atm L/mol K T = Suhu K n= Mol terlarut mol V = Volume larutan L atau mL Untuk lebih memahami sifat koligatif larutan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kimia, Grameds dapat belajar melalui buku di bawah ini. Manfaat Sifat Kologatif Larutan dalam Kehidupan Sehari-hari Berikut manfaat atau penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengelompokkannya. 1. Penurunan Tekanan Uap Pelarut Berikut manfaat penurunan tekanan uap pelarut dalam kehidupan sehari-hari. Mendapatkan benzene murni dengan pemisahan campuran dengan distilasi bertingkat. Caranya dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan uap antara zat pelarut dengan zat terlarut. Kolam apung memiliki kadar garam lebih tinggi dari kadar garam rata-rata di lautan yang mencapai 34,5 per mil. Akibatnya, air sulit menguap karena tekanan uap pelarut menurun yang disebabkan konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi. Oleh sebab ity, ketika berenang akan mengapung. 2. Kenaikan Titik Didih Larutan Kenaikan titik didih larutan bermanfaat dalam kehidupan, di antaranya sebagai berikut. Distilasi yang menjadi cara untuk memisahkan larutan dengan zat pelarutnya. Caranya dengan menaikkan suhu secara perlahan. Distilasi sendiri merupakan proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara pendidihan. Penambahan garam ketika memasak dilakukan setelah air mendidih, Tujuannya sebagai tindak pencegahan agar pada proses pemasakan tidak terlalu lama. 3. Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut. Membuat zat antibeku pada radiator mobil dengan menambahkan cairan yang sulit membeku seperti etilen glikol. Mencairkan salju di jalan raya dengan menaburi jalan raya menggunakan campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan ini akan menurunkan titik beku salju sehingga dapat kembali menjadi ari. Semakin tinggi konsentrasi garam maka akan semakin menurun titik bekunya. Membuat campuran pendingin pada es putar dengan cairan pendingin yang memiliki titik beku jauh di bawah 00 Pada pembuatan es putar dengan mencampurkan kepingan es batu dengan garam dapur dalam sbeuah bejana berlapis kayu. Pada percampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Semantara campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin dengan terus diaduk sehingga campuran membeku. 3. Tekanan Osmotik Berikut contoh tekanan osmotik yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Desalinasi air laut melalui osmosis balik seperti pada pemurnian air laut. Osmosis balik sendiri merupakan perembesan pelarut dari larutan ke pelarut atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Mesin pencuci darah yang digunakan oleh pasien penderita gagal ginjal. Mesih tersebut digunakan untuk mencuci darah, cara kerjanya menggunakan mesin dialisis. Penyerapan air oleh akar tanaman. Hal tetsebut terjadi karena dalam tanaman memiliki zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air yang ada di dalam tanah. Sehingga, akan mudah diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Membasmi lintah dengan menaburkan sejumlah garam dapur NaCl ke permukaan tubuh pacet atau lintah. Mengontrol bentuk sel agar tidak pecah atau mengalami kerusakan. Untuk menambah dan mengasah kemampuan Grameds mengenai sifat koligatif larutan dapat dengan menyimak beberapa contoh soal beriku ini. Soal-soal tersebut telah dirangkum dari berbagai sumber di internet. 1. Tentukan titik didih dan titik beku larutan urea CONH22 30 gram dalam 500 gram air. Kb air = 0,52 dan Kf air = 1,86 °C/m Jawab Jadi titik beku larutan sebesar -1,860C 2. Diketahui bahwa tekanan uap air murni sebesar 100 mmHg. Jika fraksi mol NaCl adalah 10%, maka besar penurunan tekanan uap adalah… Diketahui P⁰ = 100 mmHg; Xt = 10% = 0,1; P = … ? P = Xt × P⁰ = 0,1 × 100 mmHg = 10 mmHg Jadi, tekanan uap turun sebesar 10 mmHg. 3. Larutan yang isotonik dengan C6H12O6 0,3 M di antaranya KI 0,1 M CaCl2 0,1 M FeCl2 0,2 M Larutan isotonik adalah larutan yang memiliki tekanan osmotik sama. Maka kita cari terlebih dahulu besar tekanan osmotik π dari C6H12O6 0,3 M larutan non elektrolit. π C6H12O6 = M × R × T = 0,3 × 0,082 × T = 0,0246 T Selanjutnya kita cari larutan yang memiliki π sama dengan π C6H12O6, yaitu sebesar 0,0246 T. KI 0,1 M larutan elektrolit kuat, maka α = 1 KI → K+ + I– n = 2 π KI = M × R × T × I π KI = 0,1 × 0,082 × T × 1+n-1α π KI = 0,0082 T × 1+2-11 π KI = 0,0164 T CaCl2 0,1 M larutan elektrolit kuat, maka α=1 CaCl2 → Ca2+ + 2Cl– n = 3 π CaCl2 = M × R × T × i π CaCl2 = 0,1 × 0,082× T × 1+n-1α π CaCl2 = 0,0082 T × 1+3-11 π CaCl2 = 0,0246 T FeCl2 0,2 M larutan elektrolit kuat, maka α=1 FeCl2 → Fe2+ + 2Cl–n = 3 π FeCl2 = M× R × T × i π FeCl2 = 0,2 × 0,082 × T × 1+n-1α π FeCl2 = 0,0164 T × 1+3-11 π FeCl2 = 0,0492 T Jadi, larutan yang isotonik dengan C6H12O6 0,3 M adalah larutan CaCl2 0,1 M. 4. Tekanan uap jenuh air pada suhu 28⁰C adalah 100 mmHg. Apabila 30 gram urea Mr=60 dilarutkan dalam 2 mol air tersebut, maka tekanan uap larutan pada suhu yang sama sebesar … mmHg. Diketahui P⁰ air = 100 mmHg; Mr urea = 60 gram/mol; Massa urea = 30 gram; n. air = 2 mol; P = … ? P = Xp × P⁰ P = Xp × P⁰ = 0,8 × 100 mmHg = 80 mmHg Jadi, tekanan uap larutan urea tersebut sebesar 80 mmHg. Untuk lebih memahami sifat koligatif larutan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kimia, Grameds dapat belajar melalui buku di bawah ini. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

berikut merupakan sifat koligatif larutan kecuali